Jumat, 11 Januari 2013

makalah pancasila sebagai paradigma reformasi dan dalam kampus

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI dan PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA DALAM KAMPUS Disusun oleh:  RIVQI FATHIANI  HERU KUSHANDOKO  GUFRON  WIDYAWATI  AHMAD TOHIR  M.AMIRUDDIN Kelas :MI-A Kelompok : V KULIAH PENDIDIKAN KEPRIBADIAN DAN PANCASILA MAKALAH INI UNTUK MELENGKAPI TUGAS MATAKULIAH PANCASILA  KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah SWT. sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW., Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan kepribadian dan pancasila dengan judul “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI danPANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN KAMPUS. ”. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari dosen, orang tua, teman-teman mahasiswa, dan sahabat yang dengan ikhlas membantu sehingga kendala-kendala yang kami hadapi bisa teratasi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca pada umumnya, khususnya kepada kami dan para mahasiswa ATI Tunas Bangsa cabang Jawa Tengah wilayah Jepara. kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang, dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih. penyusun   DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................ DAFTAR ISI........................................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................  LATAR BELAKANG..................................................................................  RUMUSAN MASALAH................................................................................  TUJUAN PENULISAN.............................................................................. BAB II PEMBAHASAN................................................................................................  PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI................................  PENGERTIAN REFORMASI......................................................  PERANAN PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI...........  REFORMASI DENGAN PARADIGMA PANCASILA...........................  SYARAT-SYARAT DILAKUKANNYA REFORMASI...........................  PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI HUKUM ...........  PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI POLITIK .................  PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI EKONOMI...............  PANCASILA SEBAGAI KEHIDUPAN KAMPUS...........................................  AKTUALISASI PANCASILA....................................................  TRIDARMA PERGURUAN TINGGI...............................................  BUDAYA AKADEMIK............................................................  KAMPUS SEBAGAI PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAM.................  KAMPUS SEBAGAI SUMBER PENGEMBANGAN HUKUM................  KAMPUS SEBAGAI KEKUATAN MORAL PEMBANGUNAN HAM........ BAB III PENUTUP......................................................................................................... KESIMPULAN.......................................................................................  KESIMPULAN ............................................................  SARAN..................................................................... DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem nilai acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-acuan berpikir; atau jelasnya sebagai sistem nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah/tujuan bagi ‘yang menyandangnya’. Istilah paradigma sudah dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari & dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti paradigma tersebut. Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah dalam ilmu pengetahuan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat rumusan masalah : 1. bagaimana jika dalam reformasi dan dalam kehidupan dalam kampus tidak menggunakan paradigma, khususnya tidak menggunakan pancasila sebagai paradigma reformasi maupun kehidupan dalam kampus? 2. Bagaimanacaramengaktualisasikanpancasilatersebut di perguruantinggiataukampus dan pada reformasi? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui fungsi paradigma dalam reformasi dan dalam kampus. 2. Memahami serta dapat mengaktualisasikan pancasila dalam kampus dan pada reformasi. BAB II PEMBAHASAN A. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI 1. Pengertian reformasi Makna Reformasi secara etimologis berasal dari kata reformation dari akar kata reform, sedangkan secara harafiah reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan yang memformat ulang, menata ulang, menata kembali hal-hal yang menyimpang, untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang di cita-citakan rakyat. Reformasi juga di artikan pembaharuan dari paradigma, pola lama ke paradigma, pola baru untuk memenuju ke kondisi yang lebih baik sesuai dengan harapan. 2.Peranan Pancasila sebagai paradigma reformasi Inti reformasi adalah memelihara segala yang sudah baik dari kinerja bangsa dan negara dimasa lampau, mengoreksi segala kekurangannya,sambil merintis pembaharuan untuk menjawab tantangan masa depan. Pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara masa lalu memerlukan identifikasi, mana yang masih perlu pertahankan dan mana yang harus diperbaiki. Pancasila yang merupakan lima aksioma yang disarikan dari kehidupan masyarakat Indonesia jelas akan mantap jika diwadahi dalam sistem politik yang demokratis, yang dengan sendirinya menghormati kemajemukan masyarakat Indonesia. Pemilihan umum, salah satu sarana demokrasi yang penting, baru dipandang bebas apabila dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Peranan Pancasila dalam era reformasi harus nampak sebagai paradigma ketatanegaraan, artinya Pancasila menjadi kerangka pikir atau pola pikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini berarti bahwa setiap gerak langkah bangsa dan negara Indonesia haru selalu dilandasi oleh sila-sila yang terdapat dalam Pancasila. Sebagai negara hukum setiap perbuatan, baik dari warga masyarakat, maupun dari pejabat-pejabat dan jabatan-jabatan harus berdasarkan hukum yang jelas. Jadi hukum yang dibentuk tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. 3. Reformasi dengan paradigma pancasila Setiap sila mempunyai nilai dalam paradigma reformasi, yaitu: a. Reformasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, gerakan reformasi berdasarkan pada moralitas ketuhanan dan harus mengarah pada kehidupan yang baik sebgai manusia makhluk tuhan. b. Reformasi yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, gerakan reformasi berlandaskan pada moral kemanusiaan sebagai upaya penataan kehidupan yang penuh penghargaan atas harkat dan martabat manusia c. Reformasi yang berdasarkan nilai persatuan. Artinya, gerakan reformasi harus menjamin tetap tegaknya negara dan bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan. d. Reformasi yang berakar pada asas kerakyatan. Artinya, seluruh penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara harus dapat menempatkan rakyat sebagai subjek dan pemegang kedaulatan. e. Reformasi yang bertujuan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya, gerakan reformasi harus memiliki visi yang jelas, yaitu demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat. 4. Syarat-syarat dilakukannya reformasi Untuk melakukan reformasi, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, yaitu: a. adanya suatu penyimpangan. b. berdasar pada suatu kerangka struktural tertentu. c. Gerakan reformasi akan mengembalikan pada dasar serta sistem Negara demokrasi. d. Reformasi dilakukan kearah suatu perubahan kearah kondisi serta keadaan yang lebih baik e. Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang Berketuhanan Yang Maha Esa, serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa. 5. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Hukum Dalam era reformasi akhir-akhir ini, seruan dan tuntutan rakyat terhadap pembaharuan hukum sudah merupakan suatu keharusan karena proses reformasi yang melakukan penataan kembali tidak mungkin dilakukan tanpa melakukan perubahan-perubahan terhadap peraturan perundang-undangan. Agenda yang lebih konkrit yang diperjuangkan oleh para reformis yang paling mendesak adalah reformasi bidang hukum. Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa setelah peristiwa 21 Mei 1998 saat runtuhnya kekuasaan Orde Baru, salah satu sub system yang mengalami kerusakan parah selama Orde Baru adalah bidang hukum. Produk hukum baik materi maupun penegakkannya dirasakan semakin menjauh dari nilai-nilai kemanusiaan, kerakyatan, serta keadilan. Sub-sistem hukum nampaknya tidak mampu menjadi pelindung bagi kepentingan masyarakat dan yang berlaku hanya bersifat imperative bagi penyelenggara pemerintahan. 6. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Politik Landasan sumber nilai system politik Indonesia dalam pembukaan UUD’45 alenia IV, jika dikaitkan dengan alenia II, dasar politik ini menunjukkan bentuk dan bangunan kehidupan masyarakat Indonesia. Namun dalam kenyataannya nilai demokrasi ini pada masa Orla dan Orba tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Reformasi politik pada dasarnya berkenaan dengan masalah kekuasaan yang memang diperlukan oleh negara maupun untuk menunaikan dua tugas pokok yaitu memberikan kesejahteraan dan menjamin keamanan bagi seluruh warganya. Reformasi politik terkait dengan reformasi dalam bidang-bidang kehidupan lainnya, seperti bidang hukum, ekonomi, sosial budaya serta hakamnas. Misalnya, dalam bidang hukum, segala kegiatan politik harus sesuai dengan kaidah hukum, oleh karena itu hukum harus dibangun secara sistematik dan terencana sehingga tidak ada kekosongan hukum dalam bidang apapun. Jangan sampai ada UU tetapi tidak ada PP pelaksanaanya yang sering kita alami selama ini. 7. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi Sistem ekonomi Indonesia pada masa Orba bersifat birokratik otoritarian. Kebijaksanaan ekonomi yang selama ini diterapkan hanya mendasarkan pada pertumbuhan dan mengabaikan prinsip kesejahteraan bersama yang kenyataannya hanya menyentuh kesejahteraan sekelompok kecil orang. Maka dari itu perlu dilakukan langkah yang strategis dalam upaya melakukan reformasi ekonomi yang berbasis pada ekonomi rakyat yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila. B. PANCASILA SEBAGAI KEHIDUPAN KAMPUS 1. Aktualisasi pancasila Aktualisasi berasal dari kata aktual, yang berarti betul-betul ada, terjadi, atau sesungguhnya, hakikatnya. Dimana pancasila memang sudah jelas berdiri di Negara Indonesia sebagai dasar Negara dan ideologi Negara.Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila benar-benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai dari aparatur dan pimpinan nasional sampai kepada rakyat biasa. 2. Tridarma Perguruan Tinggi Peranan perguruan tinggi dalam usaha pembangunan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan dan pegajaran di atas perguruan tingkat menengah berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia dengan cara ilmiah yang meliputi: pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang disebut Tri Darma Perguruan Tinggi Perlu diketahui, bahwa pendidikan tinggi sebagai institusi dalam masarakat bukanlah merupakan menara gading yang jauh dari kepentingan masyarakat, melainkan senantiasa mengembangkan dan mengabdi kepada masarakat. Maka menurut PP. No. 60 Th. 1999, bahwa Perguruan Tinggi mempunyai 3 tugas pokok, yaitu: a. Pendidikan tinggi b. Penelitian c. Pengabdian terhadap masyarakat Jadi, di Perguruan Tinggi atau yang biasa disebut dengan kampus, tidak hanya mengajar akan tetapi mendidik. Dimana dengan didikan tersebut mahasiswa akan lebih didampingi baik secara intelektual dan emosional. Contoh umumnya adalah bagaimana cara mahasiswa bergaul dalam sehari-hari mereka dengan berpedoman pada pancasila. 3. Budaya akademik Budaya merupakan nilai yang dilahirkan oleh warga masyarakat yang mendukungnya. Budaya akademik merupakan nilai yang dilahirkan oleh masyarakat akademik yang bersangkutan.Masyarakat akademik di manapun berada, hendaklah perkembangannya dijiwai oleh nilai budaya yang berkembang di lingkungan akademik yang bersangkutan. Suatu nilai budaya yang mendorong tumbuh dan berkembangnya sikap kerja sama, santun, mencintai kemajuan ilmu dan teknologi, serta mendorong berkembangnya sikap mencintai seni. Perguruan tinggi sebagai suatu institusi dalam masyarakat memiliki ciri khas tersendiri disamping lapisan-lapisan masyarakat lainnya. Warga dari suatu perguruan tinggi adalah insan-insan yang memiliki wawasan luas. Oleh karena itu masyarakat akademik harus senantiasa mengembangkan budaya ilmiah yang merupakan pokok dari aktivitas perguruan tinggi. 4. Kampus Sebagai Pengembangan Hukum Dan HAM Kampus merupakan wadah kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, sekaligus merupakan tempat persemaian dan perkembangan nilai-nilai luhur. Selain itu, Kampus merupakan wadah perkembangan nilai-nilai moral, di mana seluruh warganya diharapkan menjunjung tinggi sikap yang menjiwai moralitas yang tinggi dan dijiwai oleh pancasila. Masyarakat kampus sebagai masyarakat ilmiah harus benar-benar mengamalkan budaya akademik. Masarakat kampus wajib senantiasa bertanggungjawab secara moral atas kebenaran obyektif, bertanggung jawab terhadap masarakat bangsa dan negara, serta mengabdi pada kesejahteraan kemanusiaan. Oleh karena itu sikap masarakat kampus tidak boleh tercemar oleh kepentingan-kepentingan politik penguasa sehingga benar-benar luhur dan mulia. 5. Kampus Sebagai Sumber Pengembangan Hukum Dalam rangka bangsa Indonesia melaksanakan reformasi dewasa ini suatu agenda yang sangat mendesak untuk mewujudkan adalah reformasi dalam bidang hukum dan peraturan perundang- undangan. Negara indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum, oleh karena itu dalam rangka melakukan penataan Negara untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis maka harus menegakkan supremasi hukum. Agenda reformasi yang pokok untuk segera direalisasikan adalah untuk melakukan reformasi dalam bidang hukum. Konsekuensinya dalam mewujudkan suatu tatanan hukum yang demokratis, maka harus dilakukan pengembangan hukum positif. Sesuai dengan tatib hukum Indonesia dalam rangka pengembangan hukum harus sesuai dengan tatib hukum Indonesia. Berdasarkan tatib hukum Indonesia maka dalam pengembangan hukum positif Indonesia, maka falsafah negara merupakan sumber materi dan sumber nilai bagi pengembangan hukum. Hal ini berdasarkan Tap No. XX/MPRS/1966, dan juga Tap No. III/MPR/2000. namun perlu disadari, bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum dasar nasional, adalah sumber materi dan nilai bagi penyusunan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Dalam penyusunan hukum positif di Indonesia nilai pancasila sebagai sumber materi, konsekuensinya hukum di Indonesia harus bersumber pada nilai-nilai hukum Tuhan (sila I), nilai yamh terkandung pada harkat, martabat dan kemanusiaan seperti jaminan hak dasar (hak asasi) manusia (sila II), nilai nasionalisme Indonesia (sila III), nilai demokrasi yang bertumpu pada rakyat sebagai asal mula kekuasaan negara (sila IV), dan nilai keadilan dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan (sila V). Selain itu, tidak kalah pentingnya dalam penyusunan dan pengembangan hukum aspirasi dan realitas kehidupan masyarakat serta rakyat adalah merupakan sumber materi dalam penyusunan dan pengembangan hukum. 6. Kampus Sebagai Kekuatan Moral Pembangunan Hak Asasi Manusia Dalam penegakan hak asasi manusia, mahasiswa harus bersikap obyektif, dan benar-benar berdasarkan kepentingan moral demi harkat dan martabat manusia, bukan karena kepentingan politik terutama kepentingan kekuasaan politik dan konspirasi kekuatan internasional yang ingin menghancurkan negara Indonesia. Perlu kita sadari bahwa dalam penegakan hak asasi tersebut, pelanggaran hak asasi dapat dilakukan oleh seseorang, kelompok orang termasuk aparat negara, penguasa negara baik disengaja ataupun tidak disengaja (UU. No. 39 Tahun 1999). Dasawarsa ini, kita melihat dalam menegakkan hak asasi seringkali kurang adi. Misalnya kasus pelanggaran di Timur-timur, banyak kekuatan yang mendesak untuk mengusut dan mernyeret bangsa sendiri ke Mahkamah Internasional. Namun, ratusan ribu rakyat kita. Seperti korban kerusuhan Sambas, Sampit, Poso dan lainnya tidak ada kelompok yang mau memperjuangkannya. Padahal hak asasi mereka sudah diinjak-injak, jelaslah kejadian serta menderitanya mereka sama. Akan tetapi tetap tidak ada yang mau menolong. Jadi, marilah kita sebagai mahasiswa pencetus terjadinya reformasi, mari kita tujukan pada dunia bahwa kita mampu dalam merealisasikan semua cita-cita dan tujuan dasar dari reformasi. Akan tetapi disamping itu, perlu kita sadari juga bahwasanya kita merupakan mahasiswa sebagai tonggak dari penjunjung tinggi hak asasi manusi masihlah belum maksimal kinerjanya untuk hal yang disebutkan diatas. Maka, dari detik ini. Kita sebagai generasi bangsa haruslah benar-benar menanamkan nilai-nilai pancasila dalam setiap prilaku kita. Dimanapun, dan pada siapapun. BAB III PENUTUP Demikian yang dapat kami paparkanmengenaimateri yang menjadipokokbahasandalammakalahini, tentunyamasihbanyakkekurangandankelemahannya, kerenaterbatasnyapengetahuan kami yang adahubungannyadenganjudulmakalahini. Kami banyakberharapparapembacasudimemberikankritikdan saran yang membangunkepada kami demi sempurnanyamakalahinidanpenulisansertapenyusunanmakalah di kesempatanberikutnya.Semogamakalahinibergunabagi kami danparamahasiswaATI Tunas Bangsa cabang Jawa Tengah wilayah Jeparapadakhususnyajugaparapembacapadaumumnya. KESIMPULAN a. kesimpulan Gerakan Reformasi terjadi disebabkan oleh lemahnya pandangan manusia terhadap nilai-nilai Pancasila. Keinginan mereka untuk meraih kejayaan dengan KKN justru membalikan fakta sesungguhnya. Peristiwa yang terjadi pada masa lampau tepatnya tahun 1997 seharusnya dijadikan pelajaran oleh bangsa kita. Secara umum Pancasila merupakan dasar cita-cita reformasi di bidang hukum, politik, ekonomi dan bidang pendidikan tidak mungkin dilakukan dengan pemikiran secara teori namun haruslah mendasar dan memiliki landasan yang mana bersumber pada nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan individu, masyarakat dalam pergaulannya berbangsa dan bernegara harus melaksanakan hak dan kewajibansesuai tugas dan fungsinya. Maka diperlukan aturan yang menjadi acuan dalam bertingkah laku yaitu Pancasila.Perguruan Tinggi menyediakan layanan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Masyarakat akademik harus mengembangkan budaya ilmiah yang merupakan esensi pokok dari aktivitas Perguruan Tinggi. Dalam dunia kampus masyarakat ilmiah harus benar-benar mengamalkan budaya akademik. Agar tidak terjebak pada kepentingan penguasa, masyarakat kampus harus bersifat objektif dan harus mempertahankan apa yang harus dikehendakinya. Mereka pun harus bersumber pada hati nurani serta sikap moral yang luhur yang bersumber pada ketuhanan dan kemanusiaan. B. Saran 1. Kepada pembaca diharapkan makalah ini dapat menabah wawasan mengenai peranan Pancasila sebagai Paradigma. 2. Kepada rakyat Indonesia diharapkan bisa menerapkan nilai-nilai pancasila dalam melakukan gerakan Reformasi di bidang hukum, politik, dan Ekonomi serta Pendidikan. DAFTAR PUSTAKA • Drs. H. KAELAN, M.S. Pendidikan Pancasila, Edisi Reformasi Tahun 2000, Paradigma Yogyakarta. • Almarsudi,Subandi.2006.pancasila dan UUD dlm Paradigma Reformasi.jakarta:Rajawali Pers. • http://exalute.wordpress.com/2008/07/24/pancasila-sebagai-paradigma-reformasi/

Kamis, 25 Oktober 2012

makalah visi misi pendidikan pancasila

PENDAHULUAN Saat ini pendidikan menjadi aspek yang paling utama dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Pendidikan menjadi hal utama dikarenakan orang yang mempunyai pendidikan yang tertinggi akan dihargai oleh masyarakat. Oleh sebab itu pendidikan menjadi tujuan utama untuk mencari penghidupan yang lebih layak di masyarakat. Namun, dengan makin banyaknya manusia yang hanya mengejar pendidikan saja, ia lupa akan karakter dan moral bangsa sekarang. Bangsa Indonesia saat ini moralnya sudah mulai pudar. Sehingga sekarang banyak sekolah – sekolah yang kurang memperhatikan norma dan moral anak didiknya. Meskipun disetiap sekolah sudah ada Pendidikan Kewarganegaraan, tapi hal itu tidak berarti. Oleh karena itu, Pendidikan Pancasila ditanamkan kembali pada peserta didik terutama mahasiswa agar moralnya bisa diperbaiki. Hal tersebut dapat dilaksanakan jika mahasiswa mengetahui apa visi dan misi pendidikan pancasila serta hakekat pancasila. Dengan adanya Pendidikan Pancasila kehidupan bermasyarakat akan menjadi lebih baik karena moral dan norma akan ditaati oleh anggotanya berlandaskan nilai- nilai pancasila. Dari landasan pancasila tersebut, setiap orang dalam bertindak akan dilakukan lebih mencerminkan sikap nilai –nilai yang ada di Pancasila.  PEMBAHASAN A. Visi Pendidikan Pancasila Dalam pendidikan pancasila mempunyai visi atau tujuan yang ingin dicapai. Visi dari pendidikan pancasila adalah menjadi Sumber nilai dan pedoman pengembangan kepribadian. Dari visi tersebut dapat dijelaskan lebih detailnya bahwa pancasila sebagai sumber nilai dijadikan landasan pokok,landasan fundamental bagi penyelenggaraan Negara Indonesia. Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan Nasional dan juga termuat dalam SK Dirjen Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003, dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran diarahkan pada perilaku yang mendukung upaya terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Visi pendidikan diartikan sebagai seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung jawab berorientasi pada kompetensi mahasiswa pada bidang profesi masing-masing. Kompetensi lulusan pendidikan Pancasila adalah seperangkat tindakan intelektual, penuh tanggung jawab sebagai seorang warga negara dalam memecahkan berbagai masalah dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan pemikiran yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Sifat intelektual tersebut tercermin pada kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak, sdangkan sifat penuh tanggung jawab diperlihatkan sebagai kebenaran tindakan ditilik dari aspek iptek, etika ataupun kepatutan agama serta budaya. Pendidikan Pancasila mempunyai visi untuk menghasilkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan sikap dan perilaku : 1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati nuraninya. 2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya. 3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia. Melalui Pendidikan Pancasila, warga negara Republik Indonesia diharapkan mampu memahami, menganilisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten berdasarkan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Dari nilai- nilai tersebut sangatlah bermakna bagi kehidupan bernegara. Sehingga dari nilai pancasila tersebut bisa dijadikan pedoman untuk pengembangan kepribadian. Jika kita masing- masing mengembangkan kepribadian dengan bersumber nilai pancasila tersebut maka akan diperoleh kehidupan yang aman dan bersatu dengan baik. Jadi pancasila menjadi sumber nilai untuk landasan atau pedoman pengembangan kepribadian individu. Dengan begitu akan tercipta negara dengan bercirikan nilai pancasila. B. Misi Pendidikan Pancasila Dalam pendidikan pancasila terdapat beberapa hal. Hal tersebut yang menjadikan wujud dari visi pendidikan pancasila diatas tadi. Misi dalam pendidikan pancasila ialah 1. Mewujudkan nilai dasar Nilai dasar yang dimaksud disini ialah nilai – nilai pancasila. Yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai keraktayan dan nilai keadilan. a) Nilai Ketuhanan Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama. b) Nilai Kemanusiaan Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. c) Nilai Persatuan Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.. d) Nilai Kerakyatan Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. e) Nilai Keadilan Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah ataupun batiniah. 2. Menumbuhkan kesadaran Dengan kita mengetahui nilai- nilai pancasila tersebut, kita bisa menjaga perbuatan sehari- hari kita. Dari nilai tersebut pula kita akan sadar dalam berperilaku. Dalam kehidupan sehari- hari pengamalan nilai pancasila sangatlah penting, sehingga butuh kesadaran dari dalam hati kita utnuk bersikap sesuai dalam pancasila tersebut. Jika hal itu dilakukan oleh setiap orang maka akan terbentuk negara yang berjiwa pancasila. Tidak hanya itu saja, kita juga harus sadar bahwa kita hidup di dunia ini karena adanya Tuhan Yang Maha Esa. Jadi dalam menjalani kehidupan sehari- hari kita harus selalu ingat kepada yang menciptakan alam semesta ini. Sehingga jika akan berbuat sesuatu harus sadar tentang apa yang dilakukannya tersebut. Dari adanya nilai pancasila menjadi dasar sumber nilai tersebut bisa menumbuhkan kesadaran pribadi baik dalam bertingkah laku maupun dalam segala hal. Sehingga kehidupan dalam bernegara bisa menjadi lebih baik dan berlandaskan pancasila. 3. Menumbuhkan sikap dan perilaku Dengan adanya pendidikan pancasila bisa terwujud sikap dan perilaku yang mengamalkan nilai- nilai pancasila. Sehingga dalam bersikap seseorang akan berpegang pada landasan kelima dasar nilai pancasila. Misalnya saat sedang rapat dan terjadi perdebatan yang tiada hentinya. Maka orang tersebut akan menengahi dan memberi jalan keluar berupa mufakat atas kesepakatan bersama. Dengan hal tersebut dilakukan ia telah bersikap nilai pancasila yang ke empat mengenai kerakyatan. Dalam berperilaku seseorang yang telah berlandaskan pancasila juga akan mengamalkanya dalam perbuatan sehari- hari. Jika hal tersebut terus dilakukan dan diajrakan saat mendidik anak, maka anak juga mengikuti perilaku yang sesuai dengan tuntutan dalam nilai pancasila. Perilaku yang baik dan sikap yang baik akan menimbulkan dampak yang baik pula. Sehingga dalam misi pendidikan pancasila bisa menumbuhkan sikap dan perilaku yang bersumber nilai- nilai pancasila. 4. Menumbuhkan tanggung jawab moral, IPTEK dan seni Dengan adanya pendidikan pancasila bisa terwujud nilai dasar, kesadaran, sikap dan perilaku berdasar pancasila. Begitu juga dengan tanggung jawab moral, IPTEK dan seni akan bersendikan nilai- nilai dasar pancasila. Jika seseorang sudah berlandaskan asas nilai pancasila maka ia akan mempunyai rasa tanggung jawab moral yang besar. Karena didalam pancasila kita harus bisa bertanggung jawab mengenai apa yang telah dilakukannya. Maka, jika moral bangsa Indonesia kurang baik, ia pasti mencoba untuk memberikan apa yang terbaik bagi bangsanya. Dalam Ilmu Pendidikan dan Teknologi juga demikian. Ia tidak akan semena- mena menggunakan teknologi untuk hal- hal yang negatif, namun ia gunakan ke hal yang positif yang bisa memberikan kemajuan bagi bangsanya. Selain itu seni yang ada akan terus dilestarikan dan dikembangkan dalam pendidikan di sekolah- sekolah agar seni tidak musnah. Hal itu dilakukan karerna seni ialah warisan leluhur/ nenek moyang yang baik dan bermakna tinggi. . DAFTAR PUSTAKA Gino. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan 2 untuk SMP/Mts. Jakarta: yudhistira http://ridwanaz.com/umum/kewarganegaraan/mengetahui-arti-atau-pengertian-pancasila/ http://ivantoebi.wordpress.com/2009/04/28/pancasila/ Sumber : http://uzey.blogspot.com/2009/09/pancasila-sebagai-sumber-nilai.html Dinulislami.blogspot.com/2009/10/tujuan-pendidikan-pancasila.html